PENGANTAR
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah
(MA)
Pengertian
Mata Pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu
mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis
seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih
kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan
orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan
tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif
dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem, manajemen
dan ekonomis.
Rasional
Dalam kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan keterampilan tangan
untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan
hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya
maupun orang lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk
itu pelatihan berkarya dengan menyenagkan harus dimulai dengan memahami
estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya. Dalam
rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi dan
memelihara yang ada kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan selanujutnya.
Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi diharapkan
meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus mengapresiasi
teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan manusia Iondonesia
mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya di
tingkat sekolah lanjutan pertama didahului dengan wawsan keteknologian hasil
kearfian lokal menuju teknologi terbarukan. Pelatihan dimulai dengan memahami
fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang ada melalui studi perorangan,
kelompok maupun projektif agar memberi dampak kepada pendidikan karakter yang
berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun
artifisial ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran,
sehingga berdasarkan nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya.
Tujuan
|
Arah
pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
1.
Dilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan tujuan akhir
mempunyai keterampilan ekonomis.
2.
bertujuan sebagai pendidikan formal menghasilkan kualitas manusia yang
mempunyai wawasan penciptaan berbasis pasar.
|
Tujuan
formal pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan
Secara keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan dapat diuraikan
sebagai berikut:
- Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.
- Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem dan teknologis
- Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif.
- Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun berisfat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.
- Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan prinsip ekonomis, ekosistemik dan ergonomis
Ruang
lingkup materi
Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA sederajat disesuaikan dengan
potensi sekolah, daerah setempat, karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan
dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Penyesuaian ini
berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya dan sosiologis. Ekonomis, karena pada
tingkat usia remaja sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan agar
tidak tertinggalkan konsep kemandirian pasca sekolah. Budaya, karena prakarya
sebenarnya adalah pengembangan materi kearifan lokal yang telah dapat diidentifikasi
dalam sejarah arkeologis mampu mengangkat nama Indonesia ke dunia
internasional. Sosio0logis, karena teknologi tradisi ternyata mempunyai
nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. Oleh karenanya bisa merupakan
pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau bahan ajar yang disediakan.
Namun demikian sedapat mungkin dilanksanakan berdasarkan kebutuhan utama daerah
tersebut, agar membekali secara keteknikan maupun wawasan ide yang berasal dari
teknologi kearifan lokal.
Dasar teknologi dan estetika lokal ini mempnyai nilai etnik dan niklai
keterjualan, oleh karenanya dikembangkan berdasarkan sistem teknologi
terbarukan sehingga memperoleh efektivitas dan efisiensi.
3.
Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai
pendidikan diujudkan dalam prosedur pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai
tahapan dan beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini
menumbuhkan wawasan, toleransi sosial serta social
corporateness memulai pemahaman karya orang lain. Pembuat pola
menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang
gambar dilanjutkan dengan
pewarnaan sesuai dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan
kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat
kesalahan maka hasil akhir tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola
dan motif hiasnya. Prosesdur semacam ini memberikan nilai edukatif jika
dilaksanakan di sekolah.
Kerajinan tangan yang diproduksi maupun
direproduksi dikemasulang dengan sistem teknologi dan ekosistem agar efektif
dan efisien berdasarkan potensi lingkungan yang ada.
4.
Rekayasa
Rekayasa yang diartikan usaha memecahkan permasalahan
kehidupan sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan
kerangka kerja yang efektif dan efisien. Pengertian teknologi erat sekali
dengan pembelajaran mandiri, seperti menggoreng daging dengan lemaknya sendiri.
Oleh karenanya, konsep teknologi untuk mengembangkan diri dengan kemampuan yang
diperoleh dari belajar tersebut. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas
dari kata engineering yaitu
perancangan dan rekonstruksi benda atau pun produk untuk memungkinkan penemuan
produk baru yang lebih berperan dan kegunaan.
Prinsip rekayasa adalah mendaurulang sistem,
bahan serta ide yang disesuaikan dengan perkembangan jaman (teknologi)
terbarukan. Oleh karenanya rekayasa harus seimbang dan selaras dengan kondisi
dan potensi daerah setempat menuju karya yang mempunyai nilai keterjualan yang
tinggi.
5.
Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah,
menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh),
dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya
(pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang. Prinsip pembinaan rasa dalam
kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan, namun
dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalan rutinitas, seperti kebiasaan
hidup orang: makan, minum dan bergerak. Maka seorang pembudidaya harus memahami
kartakter tumbuhan atau hewan yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman
tumbuhan atau binatang. Pemikiran echosystem
menjadi langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya.
Manfaat edukatif budidaya
ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan
menyatukan dengan alam (echosystem)
menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan
kesabaran. Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat
melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan
perlengkapan teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan
sehari-hari yang variatif, karena masing-masing daerah mempunyai potensi
kearifan yang berbeda.
Budidaya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa
ini dengan teknologi tradisi, namun telah menunjukkan konsep budidaya yang
memperhitungkan musim, namun belum mempunyai standar ketepatan dengan
suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang sedang berkembamng, maka pembelajaran
prakarya-budidaya diharapkan mampu menemukan ide pengembangan berbasis bahan
tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
6.
Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan
dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara maslahat. Pada
prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang
dengan mencampur, memodifikasi bahan tersebut. Oleh karenanya kerja pengolahan
menggunakan desain system, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan
rancangan yang dibuat. Sebagai contoh: membuat makanan atau memasak makanan;
kinerja ini membutuhkan desain secara tepat akan tetapi juga membutuhkan
perasaan terutama rasa lidah dan bau-bauan agar sedap. Kerja ini akan melatih
rasa, dan kesabaran maupun berpikirapraktis serta tepat. Kognisi untuk
menghafalkan rasa bumbu, serta racikan yang akan membutuhkan ketelitian dan
kesabaran.
Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi
pengembangan kepribadian peserta didik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan
telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan teknologi tradisi yang
sederhana, namun telah menunjukkan konsep pengolahan yang aplikabel namun belum
mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang
sedang berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya diharapkan mampu
menemukan ide pengembangan berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan
kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
Prinsip-prinsip
Belajar, Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Prakarya
dan Kewirausahaan adalah karya yang mempunyai nilai keterjualan oleh karenanya
karya tersebut harus memenuhi standar pasar, yaitu: menyenangkan pembeli, nilai
kemanfaatan, kreatif serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan
logika matematis maupun pengetahuan estetis. Secara garis besar dapat dilakukan
melalui:
-
Mengamati lingkungan sekitar baik fisik
maupun pasar yang menjadi bahan eksplorasi, ekspreimentasi dan eksperiensi,
melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya, meneliti berbagai
objek alami maupun artifisial dengan metoda dan strategi kunjungan lapangan,
kajian pustaka, dan benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan
mencipta karya visual;
-
Mendorong keingintahuan pesertadidik
setelah melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial
dengan merumuskan pertanyaan berdasarkan kaitan, pengaruh dan
kecenderungannya;
-
Mengumpulkan data dan menciptakan karya dengan
merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identifikasi, menentukan
indikator keterjualan, kelayakan penampilan (estetik-ergonomis) dengan
melakukan wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan gejala preferensi pasar (marketable) sebagai inspriasi
menciptakan karya;
-
Melakukan analisis dan merekonstruksi
hasil ciptaannya berupa fakta, konsep, prosedur dan dalil baik yang bersifat
tradisional berbasis kearifan lokal, maupun modern, dan produktif dan
reproduktif yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan.
-
Menampilkan kembali hasil ciptaannya
secara oral dan karya secara protofolio berdasarkan hasil olahan secara
pribadi, kelompok maupun projektif sehingga mempunyai nilai keterjualan serta
mempunyai wawasan pasar yang sesuai dengan lingkungan daerah maupun nasional.
-
Merekonstruksi karya Prakarya secara
teknologi, seni dan ekonomis (efisiensi dan efektivitas) yang dapat
dimanfaatkan untuk mengapresiasi karya teknologi terbarukan dan keterjualan.
Penilaian karya
Prakarya dan Kewirausahaan melalui: produk dan proses, menggunakan tes yang
disiapkan berdasarkan standar penciptaan atau indikator lapangan (criterion refference test) maupun nontes
melalui asesmen proses (norm refference
test) sebagai authentic-asessment
1. Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat
wawsan serta produksi dan kreasi Prakarya dan Kewirausahaan bagi peserta didik telah menguasai kompetensi dasar
tertentu
sesuai dengan Kompetensi Dasar berdasarkan indikator ketercapaian. Selain itu,
penilaian juga bertujuan:
a.
mengetahui
tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik;
b. mengukur perkembangan kompetensi peserta didik; mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik;
c. mengetahui hasil pembelajaran; mengetahui pencapaian
kurikulum;
d. mendorong peserta didik
belajar dan mengembangkan diri;
e. sebagai umpan balik bagi
guru untuk memperbaiki proses pembelajaran
2. Bentuk Instrumen Penilaian (Mengacu
standar penilaian)
Pembelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan ini dapat memanfaatkan berbagai
bentuk instrumen penilaian yang disesuaikan dengan metode, strategi
pembelajaran dan ketercapaian kompetensi yang didasarkan pada
indikator yang telah ditentukan sebelumnya.
Bentuk instrumen tersebut dapat berupa:
a.
Pertanyaan lisan,
yang berfungsi sebagai penilaian formatif selama pembelajaran berlangsung
b.
Pertanyaan
tertulis, dapat berbentuk:
1)
Pilihan Ganda,
digunakan untuk mengetahui penguasaan kompetensi pada tingkat pengetahuan,
pemahaman dan dapat lebih dikembangkan pada tingkat aplikasi (terapan) dan
evaluasi.
2)
Uraian Objektif,
digunakan untuk mengetahui perolehan kesimpulan, tafsiran dari peserta didik.
Untuk itu, pendekatan pembelajaran harus bermakna.
3)
Uraian bebas,
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik pada ranah kognitif terkait
dengan pengembangan prakarya
berbasis kewirausahaan.
4)
Portofolio,
merupakan kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa disusun berdasarkan
urutan kategori kegiatan: berkarya atau dan
tugas yang memberi gambaran perkembangan kompetensi pesertadidik, sekaligus dipakai sebagai bahan penilaian proses.
5)
Unjuk kerja (UK) digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi peserta
didik dalam praktik. Penilaian UK berhubungan dengan sikap, etika dan estetika sebagai dampak proses pembelajaran keterampilan Prakarya dan
Kewirausahaan. Sebagai kelengkapan pengembangan
penilaian otentik dapat melihat skema di atas.
Bentuk instrumen nontes
tersebut dapat berupa:
1) Pengamatan
langsung ketika pesertadidik berkarya, dengan mencata perilaku berdasarkan
minat, keingintahuan, serta kemampuan memecahkan masalah secara pribadi maupun
kelompok.
2) Pencatatan
kemajuan kinerja pesertadidik melalui kemampuan mengatasi maslaah, serta
memfinishing karya yang dapat disajikan secara terbuka, tertulis, maupun bentuk
benda.
3) Unsur
yang dinilai: estetik, ergonomis, kreatif, hygienis, ketepatan, kecepatan dan
kecakapan berdasarkan jenis dan materi pelajarannya.