Andy Flores
Noya (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 November 1960;
umur 53 tahun) adalah wartawan dan presenter televisi Indonesia. Ia lebih dikenal ketika membawakan
acara Kick Andy
Pertama kali terjun sebagai reporter ketika
pada 1985 Andy membantu Majalah Tempo untuk
penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Saat itu pemuda
berdarah Ambon, Jawa,
dan Belanda ini masih kuliah di Sekolah tinggi Publisitik (STP) Jakarta.
Andy sebenarnya lulusan sekolah teknik.
Begitu lulus SD sang timur Di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini
melanjutkan sekolah di Sekolah Teknik lalu ke STM Jayapura. Tidak sampai tamat,
ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan ke STM 6 Jakarta.
Meski demikian, sejak kecil dia sangat jatuh
cinta pada dunia tulis-menulis. Kemampuannya menggambar kartun dan karikatur semakin
membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya. Oleh sebab itu
begitu lulus STM, walau mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke IKIP Padang,
Andy memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publisistik (sekarang Institut
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta). Sebenarnya Andy tidak
diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut sebab kampus tidak menerima
lulusan STM. Namun karena tekadnya menjadi wartawan sudah sedemikian membara,
akhirnya Andy "Naik banding" dan menemui Rektor Sekolah Tinggi
Publisistik Ali Mochtar Hoeta Soehoet. Kepada sang rektor
Andy Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang rektor menyerah dan
memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk, dengan catatan (syarat)
dia harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu,
apabila di kemudian hari nilai mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar.
Ternyata prestasi Andy bagus dan kuliahnya pun berlanjut.
Aktivitas Jurnalisme
Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit (1985), Andy
diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak
usaha Tempo. Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru
dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior
Tempo untuk memperkuat majalah Matra yang baru diterbitkan
oleh Tempo. Andy tertarik lalu bergabung.
Matra agaknya bukan pelabuhan terakhirnya.
Pada 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik
surat kabar Prioritas
yang waktu itu dibreidel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak
itulah Andy kembali ke surat kabar.
Masuk ke RCTI
Pada 1999, RCTI
menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya
ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar
Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama wartawan senior Djafar Assegaff, Andy diutus untuk membantu.
Tugas utama adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses
transisi ke RCTI.
Karir di Metro TV
Pada tahun 2000, Metro TV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk
memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun
kemudian (2003) Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin
redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2006, saat
pemimpin redaksi Metro TV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini
menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, diminta merangkap menjadi
pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco.
Di saat itulah Andy kemudian mulai belajar
jurnalistik televisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi host salah
satu acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy, sebuah acara talk show yang disiarkan
oleh Metro TV dan tayang setiap Jum'at malam.
Dalam perjalanan kariernya Andy pernah
menjadi host program Jakarta Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio
Trijaya selama lima tahun (1994 sampai dengan 1999).
Penghargaan
- Panasonic Gobel Awards 2010 untuk kategori Presenter Talkshow Terfavorit
- Panasonic Gobel Awards 2011 untuk kategori Presenter Talkshow Terfavorit